Jumat, 30 Desember 2011

"SAAT"

saat harga diri terkapar lelah dalam perjuangan
saat pembelaan hanya berorientasi pada sebuah pembenaran
saat perkataan mengalir tanpa kesungguhan makna
saat keindahan terpasung kebohongan
saat kebahagiaan hanya diwakilkan oleh paradigma kekayaan
saat hampa menjadi rasa termanis diakhir kenikmatan
saat kenangan menjadi sakit yang ingin terus dirasakan
saat air mata berlomba dalam kesedihan yang tersimpul mati
saat tatapan tak benar-benar utuh merasakan pandangan
saat merangkak menjadi proses terlama menuju kefasihan

the last words for my ex."G", maybe

Jumat, 23 Desember 2011

Buku Harian Sang Pramugari yang Mengharukan

Seorang ayah tua yang datang dari desa, membopong sekantung ketela merah kering menempuh jarak jauh pergi menjenguk anaknya yang sedang kuliah di Beijing, tindak tanduknya selama di pesawat telah membuat seorang pramugari yang baik hati menjadi terenyuh. Pramugari tersebut menuliskan rasa harunya itu ke dalam buku harian dan disebar luaskan di internet, “Buku Harian Sang Pramugari” ini dengan cepat telah membuat puluhan ribu Netter terharu…


buku harian pramugari


Saya adalah seorang pramugari biasa dari Eastern Airlines, karena masa kerja saya belum lama, jadi belum menjumpai masalah besar yang tidak bisa dilupakan, setiap hari terlewati dengan hal-hal kecil yaitu menuangkan air dan menyuguhkan teh. Tidak ada kegairahan dalam bekerja, sangatlah hambar. Tapi hari ini, tanggal 7 Juni, saya telah menjumpai suatu kejadian yang merubah pemikiran saya terhadap pekerjaan dan pandangan hidup.

Hari ini kami melakukan penerbangan dari Shanghai ke Beijing, penumpang saat itu sangat banyak, satu unit pesawat terisi penuh. Di antara rombongan orang yang naik pesawat ada seorang paman tua dari desa yang tidak menarik perhatian, dia membopong satu karung goni besar di punggungnya, dengan membawa aroma tanah yang khas dari pedesaan.

Saat itu saya sedang berada di depan pintu pesawat untuk menyambut para tamu, pikiran pertama yang menghampiri saya saat itu adalah masyarakat sekarang ini sudah sangat makmur, bahkan seorang paman tua dari desa pun memiliki uang untuk naik pesawat, sungguh royal.

Ketika pesawat sudah mulai terbang datar, kami mulai menuangkan air, hingga tiba di baris kursi ke 20-an, terlihat paman tua tersebut, dia duduk dengan sangat hati-hati, tegak tidak bergerak sama sekali, karung goninya juga tidak diletakkan di tempat bagasi bawaan, tingkah si paman tua itu menggendong karung goni besar sekilas seperti rak penyangga bola dunia (globe), tegak seperti patung.

Saat ditanya mau minum apa, dengan gugup dia menggoyang-goyangkan tangannya dan berkata tidak mau. Saat hendak dibantu untuk menyimpan karungnya di tempat bagasi dia juga menolak. Terpaksa kami biarkan dia menggendong karung tersebut. Beberapa saat kemudian tiba waktunya untuk membagikan makanan, kami mendapatkan bahwa dia masih duduk dengan tegak dan tidak bergerak sama sekali, kelihatannya sangat gelisah, saat diberi nasi, dia tetap saja menggoyangkan tangannya menolak tanda tidak mau.

Karenanya kepala pramugari datang menghampirinya dengan ramah menanyakan apakah dia sedang sakit. Dengan suara lirih dia berkata ingin ke toilet tapi dia tidak tahu apakah boleh berkeliaran di dalam pesawat, dia takut merusak barang-barang yang ada di dalam pesawat.

Kami memberitahu dia tidak ada masalah dan menyuruh seorang pramugara mengantarkannya ke toilet. Saat menambahkan air untuk kedua kalinya, kami mendapati dirinya sedang mengamati penumpang lain minum air sambil terus menerus menjilat-jilat bibirnya sendiri, karenanya kami lantas menuangkan secangkir teh hangat dan kami letakkan di atas mejanya tanpa bertanya kepadanya.

Siapa sangka tindakan kami ini membuat ia sangat ketakutan dan berkali-kali ia mengatakan tidak perlu, kami pun berkata kepadanya minumlah jika sudah haus. Mendengar demikian dia melakukan tindakan yang jauh lebih mengejutkan lagi, buru-buru dia mengambil segenggam uang dari balik bajunya, semuanya berupa uang koin satu sen-an, dan disodorkan kepada kami. Kami mengatakan kepadanya bahwa minuman ini gratis, dia tidak percaya. Dia sepanjang perjalanan beberapa kali ia masuk ke rumah orang untuk meminta air minum tetapi tidak pernah diberi, bahkan selalu diusir dengan penuh kebencian.

Akhirnya kami baru mengetahui ternyata demi menghemat uang, sepanjang perjalanannya ia sebisa mungkin tidak naik kendaraan dan memaksakan diri berjalan kaki hingga mencapai kota terdekat dengan bandara, barulah dia naik taksi ke bandara, bekal uangnya tidak banyak, maka dia hanya bisa meminta air minum dari depot ke depot sepanjang perjalanan yang dilewatinya. Sayang sekali dia sering sekali diusir pergi, orang-orang menganggapnya pengemis.

Kami menasihatinya selama beberapa waktu lamanya hingga akhirnya dia mau mempercayai kami, duduk, lalu perlahan-lahan meminum tehnya. Kami menanyakan apakah dia lapar, maukah memakan nasi, dia masih tetap saja mengatakan tidak mau. Dia bercerita bahwa ia memiliki 2 orang putra, keduanya bisa diandalkan dan sangat berguna, keduanya diterima di perguruan tinggi, yang bungsu sekarang kuliah di semester 6, sedangkan si sulung telah bekerja.

Kali ini dia ke Beijing menjenguk anak bungsunya yang sedang kuliah. Karena anak sulung sudah bekerja bermaksud menjemput kedua orang tuanya untuk tinggal bersamanya di kota, akan tetapi kedua orang tuanya tidak terbiasa, mereka hanya menetap beberapa waktu lamanya lalu kembali lagi ke desa.

Kali ini karena anak sulungnya tidak ingin sang ayah susah payah naik angkutan, maka dibelikanlah tiket pesawat khusus bagi ayahnya dan bermaksud menemani ayahnya untuk berangkat bersama dengan pesawat karena sang ayah tidak pernah menumpang pesawat sebelumnya, ia sangat khawatir ayahnya tidak mengenali jalan. Akan tetapi ayahnya mati-matian tidak mau naik pesawat karena beranggapan bahwa hal tersebut adalah suatu pemborosan.

Akhirnya setelah bisa dinasihati sang ayah tetap bersikukuh untuk berangkat sendirian, tidak mau anaknya memboroskan uang untuk membeli selembar tiket lagi.

Dia membopong sekarung ketela merah kering yang diberikan pada anak bungsunya. Ketika pemeriksaan sebelum naik ke pesawat, petugas mengatakan bahwa karungnya itu terlalu besar, dan memintanya agar karung itu dimasukkan ke bagasi, namun dia mati-matian menolak, dia bilang takut ketelanya hancur, jika hancur anak bungsunya tidak mau makan lagi. Kami memberitahu dia bahwa barang bawaannya aman jika disimpan disitu, dia berdiri dengan waspada dalam waktu lama, kemudian baru diletakkannya dengan hati-hati.

Selama dalam perjalanan di pesawat kami sangat rajin menuangkan air minum untuknya, dan dia selalu dengan sopan mengucapkan terima kasih. Tapi dia masih bersikukuh tidak mau makan. Walaupun kami tahu perut si paman tua sudah sangat lapar. Sampai menjelang pesawat akan mendarat, dia dengan sangat berhati-hati menanyakan kepada kami apakah kami bisa memberikan sebuah kantongan kepadanya, yang akan digunakan untuk membungkus nasi jatahnya tersebut untuk dia bawa pergi.

Dia bilang selama ini dia tidak pernah mendapatkan makanan yang begitu enak, dan dia akan bawakan makanan itu untuk diberikan kepada anak bungsunya. Kami semua sangat terkejut. Bagi kami nasi yang kami lihat setiap hari ini, ternyata begitu berharganya bagi seorang kakek tua yang datang dari desa ini.

Dia sendiri enggan untuk makan, dia menahan lapar, demi untuk disisakan bagi anaknya. Oleh karena itu, seluruh makanan yang sisa yang tidak terbagikan kami bungkus semuanya untuk diberikan kepadanya agar dibawa. Lagi-lagi dia menolak dengan penuh kepanikan, dia bilang dia hanya mau mengambil jatahnya saja, dia tidak mau mengambil keuntungan dari orang lain. Kami kembali dibuat terharu oleh paman tua ini.

Meskipun bukan suatu hal yang besar, akan tetapi bagi saya ini adalah suatu pelajaran yang sangat mendalam.

Tadinya saya berpikir bahwa kejadian ini sudah selesai sampai disini saja, siapa tahu setelah para tamu lainnya sudah turun dari pesawat, tinggallah paman tua itu seorang diri, kami membantunya membawakan karung goninya sampai ke pintu keluar, saat kami akan membantunya menaikkan karung goni tersebut ke punggungnya, mendadak paman tua itu melakukan suatu tindakan yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup: dia berlutut di atas tanah, lalu dengan air mata berlinang dia bersujud kepada kami dan mengatakan, “Kalian semua sungguh adalah orang-orang yang baik, kami orang desa sehari hanya bisa makan nasi satu kali, selama ini kami belum pernah minum air yang begitu manis, tidak pernah melihat nasi yang begitu bagus, hari ini kalian bukan saja tidak membenci dan menjauhi saya, malah dengan ramah melayani saya, sungguh saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada kalian, saya hanya bisa berharap kalian orang-orang yang baik suatu hari nanti akan mendapatkan balasan yang baik”.

Sambil tetap berlutut, sambil berkata seperti itu, sambil menangis, kami semua buru-buru memapahnya untuk berdiri, sambil tiada hentinya menasihatinya dan menyerahkannya kepada seorang penjaga yang bertugas untuk membantunya, setelah itu kami baru kembali ke pesawat untuk melanjutkan pekerjaan kami.

Terus terang saja, selama 5 tahun saya bekerja, di dalam pesawat saya telah menemui berbagai macam penumpang, ada yang tidak beradab, ada yang main pukul, juga ada yang berbuat onar tanpa alas an, tapi kami tidak pernah menjumpai orang yang berlutut kepada kami, terus terang kami juga tidak melakukan hal yang khusus kepadanya, hanya menuangkan air agak sering untuk beliau, hal ini telah membuat seseorang yang telah berumur 70 tahun lebih berlutut untuk berterima kasih kepada kami, lagi pula melihat dia memanggul satu karung ketela merah kering, dia sendiri rela tidak makan dan menahan lapar demi membawakan anaknya nasi yang dibagikan di pesawat, juga tidak mau menerima nasi jatah milik orang lain yang bukan menjadi miliknya, tidak serakah, saya sungguh merasakan penyesalan yang amat mendalam, lain kali saya harus bisa belajar berterima kasih, belajar membalas budi orang lain.

Adalah paman tua ini yang telah mengajarkan kepada saya, bagaimana saya harus hidup dengan penuh kebajikan dan kejujuran. (The Epoch Times)


Sumber : erabaru.net


Sumber: http://kotakhitamdunia.blogspot.com/2011/11/buku-harian-sang-pramugrari-yang.html#ixzz1hMjzi84G

Kamis, 08 Desember 2011

Pelabuhan Kaohsiung, Terobosan Arsitektur Terbaru yang sangat megah



Berbasis di Los Angeles HMC Arsitek bersama dengan usulan mereka untuk Pelabuhan Kaohsiung dan Cruise Service Terminal Persaingan di Taiwan. Mereka dipilih sebagai salah satu dari lima finalis. Lebih banyak gambar dan siaran pers.


Proposal HMC Architects visi gateway ikon ke Kota Kaohsiung, dan lensa ke dalam dunia-luar divisualisasikan dari dalam. Ini menciptakan sebuah datum perkotaan baru yang mengundang sikap-untuk memungkinkan koneksi baru antara pengunjung, warga, dan Kota Kaohsiung. gateway ini dirancang untuk melayani sebagai dorongan fisik dan ekonomis untuk tujuan City transformasi tepi laut dari masa lalu industri menjadi masa depan yang mengundang.


Para 300.000 diusulkan-SF, terminal delapan-cerita efisien, adaptif, dan jelas sementara membina ruang puitis dan interaktif yang memeluk suatu kebetulan perkotaan bersemangat. Program ini terdiri dari pelayaran dan terminal feri internasional, garasi 700-ruang parkir bawah tanah, dan Port kantor Biro. Dalam sebuah pencarian ketenangan dalam kesempatan perjalanan, ruang interior bermandikan cahaya alami dengan nyaman dan pemandangan ke laut dan kota untuk menciptakan sebuah pengalaman mengangkat untuk pelancong maritim dan komuter. transparansi Its mengoptimalkan cara-menemukan, merupakan elemen kunci dalam pergerakan manusia mitigasi, memungkinkan bangunan untuk secara efektif merangkul gerakan konstan pengguna dan mengakomodasi masuknya sesekali mendadak volume penumpang kapal pesiar besar.


Sebagai struktur berkelanjutan yang bergema mulus dengan konteksnya, desain bangunan diukir oleh kekuatan alam. diperhitungkan amplop Its memiringkan eksterior shading diri erat mengkalibrasi dengan path dari matahari dan angin untuk memungkinkan gedung ini kaca sebagian besar untuk mencapai kinerja energi yang luar biasa. The boardwalk ditinggikan luas dan atap hijau mempromosikan keanekaragaman hayati dan meningkatkan penanaman indeks hijau untuk memungkinkan desain untuk target EEWH sertifikasi Silver. Desain juga memenuhi syarat untuk sertifikasi LEED Gold dan dapat mencapai sertifikasi LEED Platinum dengan evaluasi lebih lanjut.


Inilah desain-desain Arsitektur yang sangat Inovatif dan Megah tersebut.
































Sumber: Pelabuhan Kaohsiung, Terobosan Arsitektur Terbaru yang sangat megah - Yafi Blog http://yafi20.blogspot.com/2011/05/pelabuhan-kaohsiung-terobosan.html#ixzz1fujAfJmC

Kenapa juga belum ada botol yang disainnya seperti ini yah?

Posted on by Otakku
Ketika kami melihat yang satu ini kami jadi bingung kenapa juga tidak ada satu produsen minuman botol yang membuat botolnya seperti ini yah? Easy Drink yang didisain oleh Hsu Hsiang-Min, Liu Nai-Wen & Chen Yu-Hsin adalah sebuah botol plastik dengan bagian mulut yang dibuat miring sebesar 45 derajat.

Tujuannya apalagi kalau bukan untuk mengatasi masalah yang sering kita alami ketika minum dari botol plastik dimana kita harus memiringkannya cukup tinggi ketika air di dalam semakin sedikit. Dengan posisi botol seperti ini, kita tidak perlu memiringkan botol terlalu tinggi dan otomatis juga tidak akan membuat leher pegal. :-)
Selain itu, dengan posisi mulut botol sepertti ini akan memudahkan kita ketika akan mengisi air kembali dari sebuah dispenser, bener kan??
Pertanyaan kami kembali, kok engga ada yang buat seperti ini yah?
Padahal kalau dilihat dari sisi packaging ketika memasukkan beberapa botol ke dalam kardus tidak akan berbeda sehingga tidak akan mengeluarkan biaya lebih dari sisi biaya distribusi maupun packaging.
Sumber berita
Easy Drink: 45-Degree Plastic Bottle Cranes Neck for Refills

Tegolasolare: genteng biasa dengan panel surya

Posted on by Otakku
Sebelumnya kita sudah melihat SRS Roofing yaitu panel surya yang mempunyai bentuk seperti genteng biasa dan sekarang ada Tegolasolare yang bukan hanya bentuknya saja mirip genteng biasa tetapi bahannya juga terbuat dari tanah liat. Tegolasolare adalah sebuah genteng biasa yang terbuat dari tanah liat tetapi di bagian permukaan genteng ini ditempel sebuah panel surya yang terdiri dari 4 buah sel surya (photovoltaic cells) yang digabungkan menjadi satu kesatuan.

Bentuk dan juga bahan yang digunakan, karena sama dengan genteng biasa membuat penggunakan sebuah panel surya akan lebih menyatu dengan interior yang sudah ada karena genteng anda yang sudah ada bisa sebagain diganti dengan Tegolasolare. Pemasangan Tegolasolare juga sangat mudah yaitu setiap genteng yang ada nantinya akan tersambung dengan kabel dan jumlah genteng bisa disesuaikan dengan kebutuhan listrik yang ingin dihasilkan.
Keuntungan dari Tegolasolare adalah kita tidak perlu mengganti seluruh bagian apabila ada satu genteng yang pecah, cukup ganti genteng yang pecah saja, berbeda dengan panel surya yang menyatu karena bila pecah maka kita harus mengganti keseluruhan.
Setiap genteng ini akan menghasilkan sumber listrik sekitar 11 watts dan berat setiap genteng sekitar 1 kg.
Hmmm, harganya berapa yah? Sayang tidak ada informasi harganya nih!!!
Sumber berita
Solar Roof Tiles from Tegolasolare

RavenSkin: lapisan dinding yang bisa menyerap panas dan melepaskannya pada malam hari

Posted on by Otakku
RavenBrick yang pernah membuat RavenWindows, sebuah jendela yang otomatis berubah menjadi gelap/ terang punya inovasi baru dan kali ini berhubungan dengan dinding rumah anda. RavenSkin yaitu sebuah lapisan dinding yang bisa menyerap dan mengurangi panas yang masuk ke dalam ruangan sehingga menghemat pemakaian AC tetapi lapisan ini juga bisa menampung panas yang diserap dan kemudian melepaskannya pada malam hari.

RavenSkin yang terdiri dari beberapa lapisan ini punya lapisan yang menyerap panas dan kemudian pada malam hari (matahari sudah tidak ada), lapisan tersebut akan melepas panas tersebut dengan tujuan untuk mengurangi pemakaian pemanas (heater), terutama pada musim dingin. Lapisan RavenSkin ini dalam bentuk sebuah panel dengan ukuran 140×140 cm dan bisa dicat sehingga bisa menyatu dengan eksterior bangunan dan memang RavenSkin lebih ditujukan untuk bangunan komersial sih.
Inovatif dan banyak dicari orang tetapi untuk di Indonesia, tentu saja kami tidak butuh fitur yang bisa melepas panas, mending dibuang aja tuh panas. 
Sumber berita
RavenSkin insulation stores up daytime heat for release when temperatures drop

Gedung atap hijau di Nanyang University, Singapura

Singapura yang memang punya lahan terbatas memang harus pintar untuk berpikir bagaimana bisa bangun gedung tanpa harus merusak lingkungan dan salah satu contohnya dilakukan oleh School of Art, Design & Media, Nanyang. Dibangun oleh CPG Consultants Pte Ltd, mereka berhasil membuat sebuah gedung di area yang seharusnya merupakan area hijau tanpa terlalu merusak area hijau yang sudah ada.

Solusinya adalah sebuah gedung ramah lingkungan dengan atap hijau (green roof) yang terlihat menyatu dengan alam sekitar. Disain bagian atapnya dibuat seperti sebuah bukit sehingga bisa berfungsi sebagai lantai untuk berjalan ke bagian atas gedung yang punya 5 lantai.
Dan untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan, semua dinding menggunakan kaca.
Sumber berita
Green turfed roofscape

Bangunan dari kontainer yang sarat teknologi ramah lingkungan

eCORRE (Environmental Center of Regenerative Research & Education) adalah sebuah gedung ramah lingkungan yang didisain oleh APHIDoIDEA yang menggunakan 65 buah kontainer dan terletak di Long Beach. Bangunan yang ditujukan untuk dunai pendidikan ini punya banyak hal dan bisa dijadikan contoh penting untuk membuat rumah, kantor atau gedung yang ramah lingkungan.

Bukan saja karena bahannya yang menggunakan kontainer tetapi banyak hal lain yang berbau ramah lingkungan seperti penggunaan energi surya (solar energy), Water collection (rain harvesting), atap hijau (green roof) sampai passive cooling techniques yaitu metode pendinginan ruangan tanpa AC serta grey water. 65 kontainer ini dipasang secara bertumpuk dan ruangan yang tercipta digunakan untuk keperluan belajar, kantor dan amphitheater.



Sumber berita
Building design incorporates 65 shipping containers